Selasa, 10 November 2015

Jangan Pernah Minder Menjadi Warga NKRI


Semarang, 10/11 (InfoJatengNews.com) – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Juliari P Batubara mengatakan bangsa Indonesia jangan pernah merasa minder dan tidak merasa sebagai bangsa yang besar.

“Bangsa Indonesia ini bangsa yang besar. Hanya kita mungkin yang sering merasa minder,” katanya saat Sosialisasi Empat Pilar Bersama Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Semarang, Selasa.

Hadir puluhan anggota OKP, seperti Pemuda Pancasila, karang taruna, dan elemen mahasiswa, di antaranya badan eksekutif mahasiswa (BEM) pada sosialisasi yang digelar di Hotel Andelir Semarang.


Menurut anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi industri, perdagangan, dan koperasi itu, jangan pernah mengerdilkan diri sendiri sebagai bangsa, apalagi di hadapan bangsa-bangsa yang lain.

Merefleksikan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, Ari, sapaan akrab Juliari mengatakan semangat kebangsaan sebagai bangsa besar yang dimiliki pahlawan harus diteladani.

“Utamanya, kalangan generasi muda. Saya merasa semangat dan wawasan kebangsaan sekarang ini sudah mulai luntur, terutama di kalangan generasi muda,” kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Pada kesempatan itu, ia mencontohkan saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang semestinya dipimpin oleh dirigen yang benar-benar mengerti nada dasar lagu ciptaan WR Supratman itu.

“Memang ini persoalan ‘simpel’, tetapi penting. Penyebutannya tadi juga cuma lagu Indonesia Raya. Bedanya apa dengan lagu pop, dan lainnya. Harusnya lagu kebangsaan Indonesia Raya,” katanya.

Meski sempat lama di Amerika Serikat untuk berkuliah, Ari merasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan tidak pernah ingin menjadi orang atau warga negara lain meski sebenarnya memungkinkan.

“Bagaimana orang Indonesia? Ya, harus memiliki cara hidup seperti Pancasila. Pancasila bukan sekadar ideologi, namun cara hidup yang benar-benar dijiwai oleh seluruh bangsa Indonesia,” katanya.


Setiap orang, kata dia, tentu memiliki aturan sendiri dalam keluarganya, namun ketika ke luar rumah tidak boleh seenaknya menggunakan aturannya sendiri karena sudah ada aturan terikat.

“Makanya, kenapa ada konflik warga, dan sebagainya? Karena cara hidupnya sudah tidak sesuai Pancasila lagi. Perbedaan yang selalu ditonjolkan dan memaknai kebebasan dengan tanpa batas,” pungkasnya. (Ant/ BJ)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar