
Juliari Peter Batubara lahir di Jakarta, 22 Juli 1972 dari pasangan AP. Batubara dan MH. Tambunan. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Ari –sapaan dirinya– memang sengaja dipersiapkan untuk meneruskan bisnis keluarga. Namun, nasib berkata lain. Ia justru memilih terjun di dunia politik dan menjadi wakil rakyat karena ingin memperjuangkan nasib bangsa.
Menjadi wakil rakya di Senanyan bukanlah pilihan hidup. Sewaktu kecil, Ari bercita-cita menjadi seorangbussines man mumpuni. Namun ketika beranjak dewasa, dan pemikirannya mulai terbuka melihat kondisi bangsa yang kian memprihatinkan, akhirnya panggilan jiwa itu tidak bisa tolak.
Dikatakan Ari, Indonesia seharusnya tetap memegang teguh pada empat pilar kebangsaan bila benar-benar ingin mensejahterakan rakyatnya. Karena menurut Ari, empat pilar kebangsaan itu merupakan “pusaka” bangsa Indonesia dan sampai kapan pun harus diketahui, dimengerti dan dihayati. Bahkan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang ini negara sedang “sakit” sehingga sudah menjadi tugas dan tanggungjawab dirinya untuk memperbaiki.
Rasa keprihatinan itu jelas terlontar dari mulut pria yang saat ini duduk sebagai anggota DPR RI Komisi VI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pria berkacamata menegaskan, saat ini Ia mengatakan bahwa sakit yang diderita negara ini terlihat ketika orang berlindung pada penegakan hukum. Artinya, yang salah dibenarkan kemudian yang benar disalahkan. Akan tetapi, ketika sedang berhadapan dengan hukum, penegakan hukum itu dibelok-belokkan.
“Maka, kita harus membangun jiwa dengan memberi contoh yang baik. Kita tidak bisa hanya membangun dari sisi materi, misalnya, diberi semen untuk membangun ini dan itu. Namun, yang terpenting adalah membangun jiwa,” tegas Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan ini.
Menyinggung soal dorongan untuk terjun ke dunia politik, mengingat selama ini Ari memiliki latar belakang di dunia usaha, dia mengatakan bahwa sebenarnya dalam dirinya mengalir darah politik yang diturunkan dari kakeknya. Kakek adalah kader PNI termasuk ayahnya. Jadi, bagi Ari, terjun ke dunia politik memang karena ada panggilan dan ada darah politik di tubuhnya.
Dunia politik dan terjun ke ranah politik bagi Juliari yang lebih banyak disapa Ari, karena tertarik jadinya masuk kepolitik. “Memang saya tertarik sama politik. Dasarnya itu saja” ketusnya.
Masuknya ke ranah politik bagi Ari tidak ada dorongan dari siapa pun termasuk bapaknya, itu murni karena keinginannya sendiri. Bagi Ari, partai yang paling bagus, partai yang paling prural, Pancasila, stabil tapi sering obok-obok sama orang. Yang tidak setuju sama Pancasila sebagai Dasar Negara. “Partai paling Indonesia ya Partai Perjuan Indonesia (PDIP),” tegasnya.
Bagi Ari, PDIP tidak mengenal asal-usul, suku bangsa, sudah banyak contoh. Semua bisa berkarir di situ. Dan yang diterapkan serta dikedepankan oleh partai berlambang banteng bermoncong putih ini adalah Pancasila. Itu yang menjadi ketertarikan dirinya.
Saat ini Ari duduk di komisi VI membidangi BUMN, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Investasi. Yang ingin Ari kedepankan semua bidang harus seimbang. Bagi Ari yang pasti, negara ini ekonominya masih belum stabil. Sektor BUMN harus bisa menjadi salah satu motor pergerakan ekonomi.
Menurut Ari, Perdagangan Indonesia saat ini jelas-jelas timpal dan tidak seimbang. Bayak impor dari pada eksport. Makanya, mata uang kita terhempas terus. Berarti harus ada kebijakan pemerintah yang terobosan supaya bisa memperkuat prodak-prodak dalam negeri industri dalam negeri bukan prodak luar negeri. Dan sampai sekarang ini belum terlihat.
Sedangkan masalah koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional, pemerintah juga harus punya komitmen yang jelas. Sementara investasi tentunya perlu investasi luar tapi investasi dari dalam juga perlu didukung pula.
Menurut pandangan Ari, Indonesia harus jadi negara industri yang sekarang belum terlihat. “Negara kita pertanian tidak, indusatri tidak. Lantas negara apa? Nggak jelas. Jenis kelaminnya pun nggak jelas. Makanya, ekonomi terhempas terus. Karena fundamental ekonomi kita harus benar-benar ada perbaikan menyeluruh, pemerintah sekarang harus ada terobosan. Nggak bisa hanya sekedar normatif saja. Kalau lihat pemerintah Jokowi belum kelihatan. Artinya, masih pencitraan saja, hanya slogan-slogan saja, walaupun saya pendukungnya, tapi kita harus kristis. Pemerintah itu harus mendorong Indonersia menjadi negara industri,” pintanya.
Kedepan Ari minta pemerintah harus lebih jelas kebijakan mengarah ke sektor industri. “Presiden meminta Indonesia harus menjadi negara maritim. Oke saja. Akan tetapi menjadi negara maritim itu harus dilihat lagi industri maritimnya apa. SDM-nya siap tidak. Contohnya, tenaga kerja kita di Asean saja nggakbisa bersaing. Pekerja Indonesia dibanding pekerja negara lain masih kalah,” ungkap alumnus Program Studi Ilmu Manajemen Pasca Sarjana Universitas Indonesia & Harvard University Business School, Long Distance Lectures “Microeconomics of Competitiveness” ini.
Selain itu Ari juga menyoroti masalah kepartaian. “Syaratnya cuma satu, harus ada partai yang bisa menang 50 persen plus satu. Dan itu tidak mungkin terjadi kalau sistem partainya masih seperti sekarang. Terlalu banyak partai. Bagaimana caranya, PDIP itu juga memulai menekanparliamentary threshold 5 persen tapi yang lain nggak. Yang lain bersengkokol takut nanti nggakmasuk. Kalau PDIP, jangankan 5 persen, 10 persen juga berani. Bukannya sombong. Kenapa, selama negara ini tidak ada kepemimpinan politik yang kuat, omong besar. Tidak akan berhasil negara ini. Dan tidak mungkin dengan partai segini banyak bisa ada satu partai yang menang 50 persen, tidak mungkin,” ungkapnya.
Untuk itu Ari berharap sekali bangsaa ini harus menjadi bangsa yang lebih sejahtera. Bangsa yang bisa memakmurkan rakyatnya. Tidak seperti sekarang, masih banyak ketimpangan dan kemiskinan. Malu karena terus seperti ini dan tidak maju-maju.
“Selama sistem politik kita dengan multi partai seperti ini, kita tidak sama-sama mau berubah pengamat itu sampai berbusa pun tidak ada gunanya. Parliamentary thresholdkalau saya minimal 10 persen. Intinya, harus ada partai yang dominan. Walaupun ada dua kemungkinan negara jadi ke laut karena kediktoran, atau negara yang sejahtera. Apa yakin dengan partai yang punya kemenangan 50 persen bisa sejahtera, ya nggak juga. Tapi itu setidaknya akan lebih memudahkan dengan sistem partai seperti itu. Itu kuncinya,” katanya tegas. @lian
Biodata :
Name : Juliari Peter Batubara
Nick Name : Ari
Place & Date of Birth : Jakarta, 22 Juli 1972
EDUCATION
- 1979 – 1985, SD St. Fransiscus Asisi – Tebet, Jakarta Selatan
- 1985 – 1988, SMP St. Fransiscus Asisi – Tebet, Jakarta Selatan
- 1988 – 1991, SMA Negeri 8 Jakarta – Tebet, Jakarta Selatan
- 1991 – 1995, Riverside City College, Riverside, California, USA
- 1995 – 1997, Chapman University, Orange, California, USA (MBA in Business Administration with minor in Finance)
- 2005 – 2006, Program Studi Ilmu Manajemen Pasca Sarjana Universitas Indonesia & Harvard University Business School, Long Distance Lectures “Microeconomics of Competitiveness”
Career Profile & Professional Experiences
- 1998 – 2000, Marketing Supervisor & Business Development Manager, PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia
- 2000 – 2003, Commercial Division Head, PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia
- 2003 – 2012, President Director, PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia
- 2003 – present, Chairman, PT. Arlinto Perkasa Buana
- 2005 – present, Chairman, PT. Tridaya Mandiri
- 2014 – present, Member of Parliament of The Republic of Indonesia
PROFESSIONAL ORGANIZATION
- 1986 – 1987, Pengurus Osis SMP Asisi Tebet, Jakarta Selatan
- 1989 – 1990, Pengurus Osis SMAN 8, Tebet, Jakarta Selatan
- 2002 – 2004, Ketua IV Pemberdayaan Usaha dan Masyarakat PB Perbasi (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia)
- 2003 – 2011, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI)
- 2003 – present, Ketua Yayasan Pendidikan Menengah 17 Agustus 1945
- 2003, Anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan
- 2007 – 2011, Ketua Biro Promosi & Pemasaran KONI Pusat (Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat)
- 2007 – 2014, Ketua Harian Aspelindo (Asosiasi Produsen Pelumas Indonesia)
- 2008, Anggota Badan Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan
- 2008 – 2014, Anggota Dewan Penasehat Masyarakat Pelumas Indonesia (MASPI)
- 2009 – 2010, Wakil Ketua Komite Tetap Akses Informasi Peluang Bisnis – Bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah & Koperasi) KADIN Indonesia.
- 2010 – Present, Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan