Semarang, Antara
Jateng - Calon anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan I Jawa Tengah
Juliari P. Batubara berpendapat menjadi anggota legislatif seharusnya
tidak semakin kaya karena sebagai wakil rakyat harus mengerahkan tenaga
dan pikirannya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Memang menjadi anggota Dewan itu mendapat gaji. Akan tetapi, sesuai dengan kebijakan partainya adalah berjuang demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya pada silaturahmi dengan jajaran Perum LKBN Antara Biro Jawa Tengah di Semarang, Jumat.
Menurut dia, sekarang ini negara sedang "sakit" sehingga sudah menjadi tugas dirinya untuk bisa memperbaikinya jiwanya. "Aapakah kita juga ingin sakit seperti itu, tentunya harus ada keberanian untuk memperbaiki jiwanya," katanya.
Ia mengatakan bahwa sakit yang diderita negara ini terlihat ketika orang berlindung pada penegakan hukum. Artinya, yang salah dibenarkan kemudian yang benar disalahkan. Akan tetapi, ketika sedang berhadapan dengan hukum, penegakan hukum itu dibelok-belokkan.
"Maka, kita harus membangun jiwa dengan memberi contoh yang baik. Kita tidak bisa hanya membangun dari sisi materi, misalnya, diberi semen untuk membangun ini dan itu. Namun, yang terpenting adalah membangun jiwa," kata Juliari P. Batubara yang juga Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan.
Ketika ditanya jika terpilih menjadi anggota DPR RI pada pemilu mendatang, komisi apa yang akan dipilihnya, dia mengatakan, "Kalau soal itu, penugasan dari partai. Namun, kalau boleh memilih, dirinya lebih senang terjun di Komisi I.
"Terus terang saya tidak ingin masuk dalam komisi yang banyak proyeknya. Akan tetapi, semua tergantung pada penugasan partai," kata mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) dua periode tersebut.
Menyinggung soal dorongan untuk terjun ke dunia politik mengingat selama ini yang bersangkutan memiliki latar belakang di dunia usaha, dia mengatakan bahwa sebenarnya dalam dirinya mengalir darah politik yang diturunkan dari kakeknya.
"Kakek saya adalah kader PNI termasuk ayah saya, kemudian mereka sempat tidak aktif, bahkan dahulu sempat diajak berkampanye untuk Partai Demokrasi Indonesia pada waktu usia 5--6 tahun," katanya.
Kemudian, lanjut dia, ayahnya juga sempat menjadi Ketua DPD PDI DKI Jakarta. Akan tetapi, karena situasi politik saat itu, ayahnya sempat vakum dalam dunia politik dan terjun ke dunia usaha, kemudian saat Megawati Soekarnoputri naik maka ayahnya kembali bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Jadi, bagi saya terjun ke dunia politik memang karena ada panggilan dan ada darah politik di tubuh saya. Sebenarnya keikutsertaan saya di panggung politik saat itu tinggal tunggu waktu saja dan inilah waktunya," katanya.
"Memang menjadi anggota Dewan itu mendapat gaji. Akan tetapi, sesuai dengan kebijakan partainya adalah berjuang demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya pada silaturahmi dengan jajaran Perum LKBN Antara Biro Jawa Tengah di Semarang, Jumat.
Menurut dia, sekarang ini negara sedang "sakit" sehingga sudah menjadi tugas dirinya untuk bisa memperbaikinya jiwanya. "Aapakah kita juga ingin sakit seperti itu, tentunya harus ada keberanian untuk memperbaiki jiwanya," katanya.
Ia mengatakan bahwa sakit yang diderita negara ini terlihat ketika orang berlindung pada penegakan hukum. Artinya, yang salah dibenarkan kemudian yang benar disalahkan. Akan tetapi, ketika sedang berhadapan dengan hukum, penegakan hukum itu dibelok-belokkan.
"Maka, kita harus membangun jiwa dengan memberi contoh yang baik. Kita tidak bisa hanya membangun dari sisi materi, misalnya, diberi semen untuk membangun ini dan itu. Namun, yang terpenting adalah membangun jiwa," kata Juliari P. Batubara yang juga Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan.
Ketika ditanya jika terpilih menjadi anggota DPR RI pada pemilu mendatang, komisi apa yang akan dipilihnya, dia mengatakan, "Kalau soal itu, penugasan dari partai. Namun, kalau boleh memilih, dirinya lebih senang terjun di Komisi I.
"Terus terang saya tidak ingin masuk dalam komisi yang banyak proyeknya. Akan tetapi, semua tergantung pada penugasan partai," kata mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) dua periode tersebut.
Menyinggung soal dorongan untuk terjun ke dunia politik mengingat selama ini yang bersangkutan memiliki latar belakang di dunia usaha, dia mengatakan bahwa sebenarnya dalam dirinya mengalir darah politik yang diturunkan dari kakeknya.
"Kakek saya adalah kader PNI termasuk ayah saya, kemudian mereka sempat tidak aktif, bahkan dahulu sempat diajak berkampanye untuk Partai Demokrasi Indonesia pada waktu usia 5--6 tahun," katanya.
Kemudian, lanjut dia, ayahnya juga sempat menjadi Ketua DPD PDI DKI Jakarta. Akan tetapi, karena situasi politik saat itu, ayahnya sempat vakum dalam dunia politik dan terjun ke dunia usaha, kemudian saat Megawati Soekarnoputri naik maka ayahnya kembali bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Jadi, bagi saya terjun ke dunia politik memang karena ada panggilan dan ada darah politik di tubuh saya. Sebenarnya keikutsertaan saya di panggung politik saat itu tinggal tunggu waktu saja dan inilah waktunya," katanya.
sumber: http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=85908&utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter#.UmIYqlIX600
Tidak ada komentar:
Posting Komentar