Rabu, 25 Maret 2015
Undip Gelar Rapat Dengar Pendapat Undang Juliari P Batubara anggota MPR RI
Juliari : Cara Bernegara Sekarang Sudah Rusak
Jumat, 20 Maret 2015
Yang Dicari Soto
MESKI telah sukses melenggang ke Senayan dan menjadi anggota Komisi VI DPR dari Dapil Jateng I, Juliari Peter Batubara (42) tak pernah lupa dengan kota Semarang. Setiap berkunjung ke Kota Lunpia, lulusan Chapman University, California ini selalu menyempatkan diri untuk mencari soto khas Semarang.
”Paling sering makan soto di Pak Man, Mugas dan Soto Bangkong. Setidaknya dua bulan sekali saya sempatkan diri ke Semarang,” katanya.
Kegemarannya makan soto berawal ketika dia mencalonkan diri sebagai caleg DPR dari PDI Perjuangan pada Pileg 2014. Dia ditempatkan di Daerah Pemilihan (Dapil) I Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang.
”Saat pileg, saya sering sarapan soto. Jadi kebiasaan, sarapan harus soto. Tapi soto Semarang ternyata berbeda rasa dari soto di Jakarta. Karena itu setiap mampir ke Jawa Tengah, saya sempatkan mencari soto khas Semarang,” tuturnya.
Senin, 16 Maret 2015
Negara Bisa Miskin
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan komisi VI , Juliari P. Batubara mengkritisi pemerintahan dan mendesak Pemerintahan Jokowi untuk tegas mewujudkan ‘kedaulatan’ rupiah menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah terhdap dollar Amerika Serikat.
Menurutnya,( Juliari ) ‘rezim’ devisa terbuka yang berlaku saat ini sangat tidak menguntungkan. Karena uang asing keluar masuk dengan bebasnya. Kalau situasi ini terus-menerus dibiarkan, menurut Juliari P. Batubara, lama-lama negara ini bisa menjadi miskin.
Profil Juliari P Batubara
Juliari P Batubara Akan Memperjuangkan Legalitas Tempat Ibadah
Legalitas keberadaan tempat ibadah di berbagai wilayah akan diperjuangkan. Pernyataan tersebut disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Juliari P Batubara saat menyambangi warga Kecamatan Tuntang di kediaman Romo Pujianto, Jumat (13/3).
Menurut Juliari, dirinya secara pribadi maupun fraksi akan mengusulkan revisi surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri yang mengatur masalah tadi.
“Kita harus menjaga hubungan di masyarakat agar sesuai dengan Pancasila. Mungkin perlu direvisi, termasuk persyaratan ketika mendirikan tempat ibadah dipermudah,” katanya.
Keluhan serupa, lanjutnya, juga disampaikan masyarakat ketika dirinya berkunjung ke berbagai wilayah di Jawa Tengah. Seperti di Kota Semarang dan Kota Salatiga.
“Fraksi kami kecewa karena telah mengusulkan undang-undang kerukunan beragama tetapi tidak masuk dalam 37 prioritas program legislasi nasional,” terangnya.
Agar upaya yang dilakukan berjalan mulus, politisi PDIP ini akan meminta Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM mengkaji ulang usulan tadi. Terlepas dari itu, Juliari menganggap hal ini memang tergolong sensitif karena menyangkut kerukunan antar umat beragama.
“Saya akan mendorong beliau berdua, kalau bisa ya SKB tadi dicabut saja untuk diganti yang lebih sesuai,” tegasnya.
Saat bertemu warga di Tuntang, Wakil Bendahara DPP PDIP ini pun mencoba menjaring informasi. Dalam paparannya dia juga menginformasikan tentang dana bantuan yang bisa dikucurkan melalui koperasi.
Saat Reses Juliari P Batubara Turun Ke Dapil
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Komisi VI Juliari P Batubara turun ke dapil jateng satu di kab semarang, Juliari juga menyerap aspirasi dan berdiskusi dengan warga desa tlogo , Setelah dengan diskusi dengan warga di desa Tlogo Juliari P Batubara melanjutkan pertemuan dengan kader PDI perjuangan dalam pertemuan dengan kader PDI Perjuangan kab semarang Juliari P Batubara mengatakan bahwa ” PDI Perjuangan TIDAK HANYA butuh kader yg cuma pintar saja, tetapi kami ( PDI Perjuangan ) lebih butuh yang loyalitas”. Kunjungan Juliari P Batubara di kab semarang adalah Di daerah pimilihan satu jateng dimana Juliari P Batubara terpilih sebagai DPR RI dan dalam rangkain agenda kerja sebagai anggota dewan yang saat ini sedang reses.
Anggota DPR RI Juliari P Batubara Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan
Masa reses DPR RI dimanfaatkan anggota Komisi VI Juliari P Batubara untuk bertemu warga yang dikemas dalam kegiatan dengar pendapat dan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Gedung DPRD Salatiga, kemarin.
Kegiatan dihadiri ratusan orang yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Pembicara lain Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof Pdt John A Titaley ThD.
Dalam kesempatan itu, anggota DPR RI dari PDIP itu memberikan penghargaan kepada masyarakat Salatiga yang berprestasi di bidangnya masing-masing.
Tercatat sembilan orang yang mendapatkan penghargaan itu masing-masing Slamet Wahono (tukang sol sepatu di Pasaraya I), Rasiman (penjual rica-rica di Patimura), Suwarno (penjaga batu prasasti Plumpungan), Wahyu Nuraini (peraih medali emas PON Remaja 2014), Methalia Widya (medali perunggu olimpiade catur pelajar), Renald Rahardian (finalis OSN Fisika SMP), Joko Subarno (tukang parkir), Wildan Mauzakawali Septian (Juara khotbah Jateng-DIY), Anisa Syamfatikha (kader kesehatan remaja juara I Jateng). Mereka mendapatkan sejumlah uang tunai.
Dalam arahan tentang sosialisasi empat pilar kebangsaan, Juliari mengatakan bahwa untuk lebih memberikan wawasan tentang kebangsaan, perlu empat dasar yang harus dipahami masyarakat berbangasa dan bernegara.
Empat pilar itu adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara.
Mengenai Perda wawasan Kebangsaan di Salatiga, Juliari memuji inisiatif dari DPRD itu. Pihaknya akan mengusulkan ke pimpinan MPR agar daerah lain bisa mencontoh salatiga.
Juliari P Batubara Tolak mobil Dinas
JAKARTA - Berbagai janji diungkapkan para anggota DPR RI periode 2014-2019 yang baru dilantik pada Rabu, (1/10). Seperti anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Juliari Batubara, yang menyatakan menolak rumah dan mobil dinas yang sedianya telah disiapkan untuk semua anggota dewan.
Padahal, Setjen DPR RI akan menyiapkan dana bantuan untuk pembelian kendaraan dinas anggota dewan denegan nominal di bawah Rp 150 juta. Namun, Juliari tetap enggan menerimanya.
"Seandainya ada, saya kan punya mobil lebih dari satu. Jadi enggak perlu saya ambil. Rumah dinas juga mungkin enggak saya ambil. Karena rumah saya enggak jauh dari DPR," tutur Juliari.
Juliari mengaku memiliki rumah di Jakarta sejak dulu sehingga lebih menikmati rumah sendiri. Ketika ditanya soal komitmennya selama bekerja di DPR, Juliari mengaku ia akan bekerja sungguh-sungguh.
"Kita harus ingat bahwa, kita berada di DPR ini untuk mewakili rakyat. Kita tidak boleh main-main. Tidak boleh sembarangan," tutur anggota DPR dari Dapil Jawa Tengah I ini.
Untuk menghindari kasus korupsi, ia juga menegaskan agar anggota DPR RI mempertanggungjawabkan setiap uang gaji dan tunjangan yang diterimanya selama menjabat. Ia pun mengaku tak masalah jika ada aturan yang mengharuskan anggota DPR untuk melaporkan keuangannya secara rinci.
"Harus dimulai dari diri kita sendiri. Kalau sampai tersangkut korupsi harus langsung mengundurkan diri. Tapi jangan sampai. Amit-amit," tandas Juliari.